Rabu, 07 November 2012

Sekolah Kesabaran

Tiap malam saya selalu berdoa agar esok hari saya bisa menjalani aktivitas dengan baik dan hari2 saya selalu menjadi lebih baik. 

Dua hari mulai hari senin saya telah bertemu dengan dosen pembimbing yang super perhatian tiada tara. dalam tiap pertemuan itu, saya menghabiskan waktu sekitar satu jam lebih untuk konsultasi tugas akhir ini. Saya senang karena beliau benar-benar teliti dalam mengkoreksi kerjaan saya itu, namun kadang saya tak habis pikir, betapa sabarnya beliau sehingga dalam waktu satu jam itu cukup satu halaman terjemahan yang benar-benar dilihat dari atas ke bawah, begitu juga sebaliknya. Hal ini benar-benar membuat kepala ini membeku. 

Dalam pertemuan ini, saya serasa kembali menjalani masa kuliah, bedanya kalau ini kuliahnya sendirian. Jadi kalau saya tidak tahu akan jawaban hal yang diajukan, maka saat itulah ketahuan sebatas mana kemampuan saya. dan parahnya, karena hal yang dikoreksi adalah bab terjemahan, maka otomatis pertanyaan yang diajukan adalah hal yang berkaitan dengan tata bahasa, pragmatik, fungsi kata, kategori kalimat, dan beberapa istilah yang menguap drai pikiran ini (parahnya aku!). 

Dari sini, selain saya harus meng-introsprksi, jujur ini menyadarkan saya, bahwa ternyata masih banyak hal yang harus saya kaji ulang, sesuatu yang harus saya gali lebih dalam. 
Kadang, memang hal ini membuatku capek, tapi saya harus sabar, jiwa ini harus mau berlapang agar semua apa yang diharap bisa dicapai.

Dua hari dalam dalam dua jam, hati ini diajari, pikir ini tersadarkan.
Dengan kegigihan beliau, yang (meski) membutuhkan ktabahan ekstra untuk menghadapi, maka saat itu pula diri ini belajar untuk hidup, saat itu juga diri ini dilatih untuk bersabar, gigih, dan juga semangat tanpa putus asa.

Saya yakin, suatu saat, pada waktu yang tepat semua ini pasti akan berbuah hasil sesuai harapan. Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar