Minggu, 04 November 2012

Daya Juang Untuk Masa Depan

Hidup butuh perjuangan, untuk mencapai sukses
Untuk mencapai target, dan untuk menggapai asa.

Detik terakhir di UGM, sebuah universitas termasyhur dan ternama, sebuah universitas yang didambakan oleh banyak pelajar, baik pelajar yang berdomisili di Jawa ataupun luar Jawa. Yah, apapun itu anggapan kalian tentang UGM, menurut saya tetap sah-sah saja. Yang pasti, Sebentar lagi diri ini akan menyandang sebuat status sebagai "alumni". (Bahagia plus pedih)

Tahukah sobat, memang Kampus ini banyak yang berminat masuk, menjadi bagian di dalam proses belajar yang diadakan di kampus nan megah ini. Maka, tak heran jika untuk masuk ke dalam universitas tersebut dilakukan ujian dengan ketat, dari beribu calon yang mendaftar sebagai mahasiswa hanya di ambil sebagian.Ibarat perbandingan adalah 1:100 atau 100:1000. So, bersyukurlah yang sudah menjadi baggian di dalam universitas tersebut, dan mari gunakan kesempatan ini sebaik mungkin.

Eits, ternyata selain masuk UGM yang lumayan ketat dan sulit, ternyata untuk keluar dari UGM-pun tidak semudah yang dibayangkan (kecuali ingin keluar tanpa jejak, keluar kabur entah kemana), karena banyak hal  dan kewajiban yang harus dipenuhi. Tetek bengek, dari hal sepele sampai terpenting harus di selesaikan kalau ingin keluar dari UGM dengan baik-baik, di antaranya adalah tidak memiliki hutang SKS alias mata kuliah wajib harus sudah diambil semua (ini pasti semua univ kali ya... :-D), sudah membayar iuran wajib SPP dan BOP, dan suatu hal yang menjadi kewajiban mutlak adalah mengerjakan tugas akhir, yakni SKRIPSI.

Nah, mungkin ada beberapa orang yang menganggap mengerjakan SKRIPSI itu hal yang mudah. tinggal nyaro objek, nyari teori, punya DPS, melakukan penelitian, bimbingan. menganalisis, tanpa repot, semua mulus dan lancar, akhirnya jadi deh... 
Namun, menurut saya hal itu tidak semudah ketika kita berkata ataupun berteori "asal ada kemauan pasti ada jalan", kenapa? 
Jujur, SKRIPSI itu mboseni. Apalagi kalau belum menemukan chamistery-nya. diutak-utik sampe kempot niscaya hati akan semakin terbakar. Namun, kalau kita mau sabar dan menyayangi SKRIPSI kita ibarat sang kekasih, pasti semua akan menyenangkan. (lalalala)

Nah, satu hal yang juga membutuhkan kesabaran dan penanganan khusus adalah bahwa dalam kenyataannya SKRIPSI itu bukan hanya terlahir dari apa yang kita mau, tapi SKRIPSI itu juga ada hubungannya dengan DPS, data dan lain sebagainya.. ini benar-benar proses belajar kita yang sesungguhnya, karena dalam berskripsi itulah kita harus bisa menuangkan segala daya kemampuan kita dan juga harus bisa menyesuaikan dengan apa yang DPS sarankan, yah, lagi-lagi kita harus pintar mengolah agar semua bisa diterima dengan baik dan tidak bertentangan satu sama lain.


Jika prose sudah selesai, dari mulai pengerjaan sampai ujian, maka ada hal yang harus dipenuhi lagi, yakni revisi. Memang sih, bisa jadi revisi itu dikerjakan dalam semalam, paginya ketemu dosen yang bersangkutan untuk minta koreksian dan langsung dapat acc. namun, sayangnya hal itu bukan menjadi bagianku.


Asal tau saja, ini benar-benar harus diperjuangkan. 

bagaimana tidak? saya sudah melewati semua. tinggal revisi, daftar wisuda, loloslah saya dari level ini menuju level berikutnya. namun, ternyata Tuhan masih aku mengasihi tugas akhir karena ternyata salah satu dari dosen pengujiku baru bisa ditemui jauh-jauh hari dari batas yang ditentukan. 

ini benar-benar ujian kesabaran. 

Baik, saya harus gigih memperjuangkan masa depan ini, yakni menyelesaikan tugas karena semua tinggal selangkah, yakni revisi Skripsi dengan salah satu dosen penguji. adapun dua dosen yang lain alhamdulillah sudah fiks. 

Senin besok saya baru bisa menemui dosen penguji tersebut, yah.. semoga semua diberi kemudahan dan kelancaran sehingga semua bisa terselesaikan tepat pada waktunya dan saya bisa mengikuti wisuda dengan hati yang longgar tanpa beban tanggungan akademik yang menggelayut dalam pikir dan pundak.

Bismillah..
Doakan ya kawans... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar